Nazhima Azmia
3 min readMar 23, 2024
Barulak, Tanah Datar (2024)

Suara gemerincing daun yang terbawa angin pagi mulai menari-nari di antara dahan pepohonan. Mata ini tak berhenti mengagumi lukisan alam yang luas terbentang. Sepertinya alam sedang menggelar orkestra keindahan dalam keharmonisan yang sempurna. MasyaAllah, tidak ada kata-kata yang mampu menandingi kebesaran ayat-ayat kauniyah-Nya Allah.

Ini adalah pengalaman pertamaku bisa menginjakan kaki di sebuah desa di Sumatera Barat. Di kamus kehidupanku tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa merasakan tinggal di “nagari orang”, aku yang terlahir dan dibesarkan di tengah kota berpikir “apa pula keuntungan tinggal di desa?” senyum simpul seketika muncul saat aku menulis ini. Masih teringat jelas pandangan prihatin dan kasihan teman teman satu KKN saat melihatku yang selalu “norak” ketika melewati jalan yang dihiasi sawah, rindangnya pepohonan dan jajaran gunung-gunung.

Bagian yang paling seru ketika teman teman ku mulai mengerti dan selalu berusaha memberiku sedikit informasi atau pengetahuan baru tentang apa apa saja yang kulihat selama kegiatan KKN. Bukan kali pertama datang ke tempat seperti ini, dibeberapa kesempatan aku turut mengunjungi saudara saudara ku di salahsatu nagari sumatera barat. Namun kali ini, perbedaannya begitu terasa. Hangatnya sambutan dan keramahan warga setempat sungguh membuatku merasa di rumah, seperti aku juga bagian dari keluarga yang terjalin erat di sini.

Setiap langkah yang aku ambil di jalan setapak yang berliku dan sawah yang hijau subur, membuka mataku pada kehidupan yang berbeda dari yang biasa kulihat. Mereka hidup harmoni dengan alam, dan gotong royong bukanlah sekadar kata-kata kosong, melainkan prinsip yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nampak bayangan diri di permukaan air kolam mulai membawa narasi hebat dipikiranku “Oh heii, tempat yang kamu anggap tidak biasa dan orang orang yang tinggal disini bahkan memiliki potongan hidup yang lebih seru dan lebih mengesankan dibanding kamu”. Aku bahkan lupa bahwa setiap orang memiliki ceritanya masing-masing yang membawa pelajaran di kehidupannya, lalu mengapa begitu mudah untuk berspekulasi terhadap hal-hal yang aku tidak pernah tau rasanya seperti apa. Mungkin karena terlalu sibuk memandang dari sudut pandang diri sendiri, tanpa menyadari kompleksitas dan kekayaan pengalaman yang dimiliki setiap individu.

Selama 29 hari yang telah kulewati di sini, aku telah memperoleh lebih dari sekadar pengalaman. Aku menemukan saudara-saudara baru, teman-teman yang bersama-sama berjuang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Warga nagari Barulak dengan kerendahan hati dan ketulusan, telah mengajariku arti dari kebahagiaan yang tidak selalu terletak di tempat-tempat yang kita anggap biasa, melainkan di mana-mana, di antara orang-orang yang selalu siap menyambut dengan tangan terbuka.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujurat ayat : 13)

Nazhima Azmia
Nazhima Azmia

Written by Nazhima Azmia

Dentist in progress .・゚゚・(/ω\)・゚゚・.

No responses yet